Jalanku menuntunku pergi untuk pulang padamu
Jalanku menuntunku pergi untuk pulang
padamu
17 September 2024
Kata mereka jalanku berbatu, dan kadang
mendaki, kadang kadang juga mulus dan lurus, bahkan turunan yang gak perlu
untuk berusaha lebih.
.
Kata mereka kita butuh berhenti, tak
boleh terus melaju, dan sesekali harus melihat kebelakang. Nanti ada yang
tertinggal atau harus ditinggalkan dibelakang.
.
Kata mereka begitu, dan begitulah
mungkin jalan yang harus ku ambil. Bersabar, tersadar dan belajar. Berhenti,
terhenti dan di hentikan oleh pilihan.
.
Itu kata mereka, bukan katamu wahai
sang putri.
.
Tetapi kata katamu tetap kokoh, jalanmu
untukku tetap mulus dan terang, seolah semua jalan kedepan adalah jalan yang
mudah untuk kulalui.
.
Tapi berbeda dengan-Nya, dia tidak
berkata apa apa, jalannya yang berbatu seolah memiliki makna yang mulus,
jalannya yang menanjak seolah memberikan isyarat bahwa didepan akan ada
turunan, bahkan pintanya untuk berhenti Seolah memaksa kita untuk terus maju.
.
Dia tidak berkata apapun, hanya melihat
seberapa besar hati hambanya untuk memilih.
.
Baiklah, waktunya untukku memilih jalan
ku, jalan mana yang harus ku tempuh. maafkan nanti jika jalanku berbeda
denganmu, bukan maksudku meninggalkanmu atau bahkan terus menjadi bayang
bayangmu.
.
Bukan waktu yang singkat atau jalan
yang panjang yang telah kita tempuh, hanya hal hal yang sederhana. Walaupun
sederhana itu yang lebih baik.
.
Aku pernah bilang padamu, 3 atau 4
tahun mungkin bukan waktu yang lama dan bukan waktu yang cepat untukku. Akan
ada jalan yang baru, akan ada kata kata yang baru, cerita cerita baru, momen
momen baru, baik itu untukmu ataupun untukku.
.
Bukankah kita mengerti, kita telah
sama-sama lelah menanti. Rasa yang hadir pun telah kita pahami. Lantas, masih
perlukah kita mencari, arah mana yang akan kita tuju untuk dijalani?
Taruh tanganmu di atas kemudi,
kupastikan tanganku akan selalu memeluk punggung tanganmu.
Mari berlayar, menuju kejadian-kejadian
yang tengah menunggu untuk dimaknai. Menuju hari-hari yang akan membuat kita
saling mendewasakan. Aku, denganmu.
Sepenggal kalimat dalam buku Amor Fati
" kita adalah sepasang salah yang menolak pasrah. Salah satu buku menarik
yang telah ku baca.
.
Tapi kata yang ku baca bahkan
berbeda, begini katanya..
" Benar adanya bahwa setiap orang
perlu pergi, agar tahu bagaimana rasanya pulang kepada pelukan yang jarang
sekali kita anggap."
.
Kalimat penutup ku untukmu begini wahai
sang putri
" Jalanku menuntunku pergi untuk
pulang padamu "
.
Hahahah, maafkan semua kata kataku,
seolah menjadi manusia yang puitis yang tersakiti.
Cantik, jaga dirimu baik baik ya,
cerita bukunya sampai disini dulu, nanti kita tulis kata-kata baru, cerita
cerita baru, momen momen baru ya cantik.
Komentar
Posting Komentar