Bom Waktu
Untuk saat ini aku bingung, entah kau milik siapa. Hatiku masih keras
kepala, sedangkan pikirku telah pasrah.
Ceritakan padaku, ceritakan semuanya, apa yang kau pendam padaku wahai sang
putri. Akan kuterima semuanya, apa pun yang menjadi pilihanmu.
Entah kau milik siapa, apakah jiwamu masih memikirkannya saat ragamu
bersamaku?
Berbincanglah sampai salah satu dari kita tertidur, ceritakan padaku akan
kudengarkan walaupun itu perih. Aku memang tidak bisa memaksamu bercerita,
bahkan untuk meminta saja pun aku tak layak.
.
Apakah kau tahu wahai sang putri.
Kita adalah sebab akibat dari masa lalu, yang terbentuk dari kesalahan
kesalahan yang penuh resah, dari kebenaran kebenaran yang benderang.
Dan pada akhirnya, kita menjadi
sebuah harap, kau ingin semua tetap aman, aku ingin kita dapat tetap nyaman.
Aku yang begitu memperhitungkan setiap langkah, sedangkan kamu yang begitu
menikmati semua langkah.
Bukankah rasa kita tak bisa diperhitungkan? Rasa kita bukanlah hitung
hitungan yang pasti, yang dapat kita atur untuk dapat persamaan yang kita
inginkan.
Kita adalah barisan makna yang tak beraturan yang indah. Yang justru dapat
membentuk sajak sajak penuh makna yang bersembunyi.
.
Kau tahu itu bukan, tapi kenapa masih saja engkau menutupinya.
Kau tahu itu bukan, rasa adalah sebuah bom waktu, yang semakin lama akan
semakin besar yang sewaktu waktu bisa meledak tanpa menyisakan apa pun,
Yaa, aku tahu kau pasti menyadarinya, biarkan waktu yang menjawab, walaupun
kau pernah berkata padaku, “ kau sudah tahu jawabannya ”.
Komentar
Posting Komentar