Air dan Rembulan
Malam ini rembulan begitu terang, bintang bintang
bagaikan lampu lampu nanindah tergantung dilangit.
Apakah kau melihatnya? Apakah malam ini kita menatap langit
yang sama?
.
Anginnya begitu sejuk, seolah mengajak air menari-nari
menabrak batu.
Apakah kau merasakannya? Apakah anginnya juga membelai
rambut indahmu?
.
“ bang buruan, bentar lagi kita ada evaluasi, lagian udah malam “ kata seorang
gadis, seolah memintaku untuk segera keluar dari dalam danau. Mungkin dia
khawatir denganku, takut aku tenggelam karena berendam malam hari.
Waktu ini aku sedang berendam di pinggiran danau toba yang berpasir, airnya
tidak begitu dalam, hanya sebatas leher jika aku sedang duduk.
“ lanjut aja dulu, aku nanti nyusul, lagian evaluasi dari ku pas, kondisi
fisik ku aman, dan besok siap untuk manjat lagi “ teriakku dari dalam air.
“ ya sudah, jangan lama-lama ya, jangan melamun, nanti hilang dimakan danau “.
Ini malam keduaku berkemah dipinggir danau toba, berbeda dari malam
sebelumnya, malam ini begitu indah, bulan seolah berada di titik terindahnya,
anginnya juga sedang bersahabat, menambah ketenangan di dalam jiwaku.
Baru kali ini aku berendam sampai berjam jam sendirian dimalam hari,
gemuruh di dalam pikiranku mengalir keluar seiring air memelukku. Aku terdiam
dalam lamunanku, membawaku kembali mengingat cerita ceritamu.
.
Cantik, bagaimana kabarmu saat ini, baik baik saja bukan?.
Maaf saat ini belum bisa berbagi cerita ini denganmu, aku tahu betapa besarnya
inginmu datang ke tempat ini.
Semoga nantinya kita dipertemukan di waktu yang tepat,
suasana yang begitu indah.
Jaga dirimu baik baik ya, sampai waktunya tiba akan
kubawa kamu ke tempat tempat baru, kukenalkan dengan bintang bintang di tempat
lain.
.
“ bang, bang, iihhh malah melamun ”, suara yang membuatku tersadar dari
lamunanku, aku langsung berdiri menatapnya.
“ iya, iya, gak melamun kok “, jawabku singkat, sambil kembali duduk di atas
pasir.
Gadis yang sedari tadi menatapku dari belakang kemudian duduk di pinggiran
danau. “ belum selesai juga mandinya, ya sudah aku temanin aja ya, biar gak
melamun lagi “
“ gosok gigi aja belum, pakai sabun, sampoan, cuci muka, gosok sana gosok
sini, hahaha “, candaku padanya sambil tertawa.
“ trus ngapain duduk disitu, mau ngintip ya, orang lagi mandi malah
ditengoin ”, candaku padanya sambil berjalan mengambil alat mandiku.
“ iya lah, kalau gak ditungguin nanti ngelamun lagi, trus mandinya gak siap
siap, bukannya sehat malah masuk angin nanti “ katanya padaku dengan
muka masamnya.
Jangan berpikiran lain ya, kenapa aku mandi tapi ada seorang gadis
di belakangku, sama seperti yang kusampaikan tadi, kami sedang melakukan
kegiatan pemanjatan tebing di pinggiran danau toba, kebetulan kami mendirikan
tenda dipinggir danau, hanya beberapa meter dari danau, dan lagian aku masih
menggunakan celana.
“ iya iya, ini mau bersih bersih dulu. Ya udah sana deh, enggak usah
di tungguin kali “ jawabku singkat sambil berjalan menjauhi pinggiran danau.
Tidak lama dari situ, dia beranjak dari tempat duduknya dan kembali ke
pinggir api unggun yang sedari tadi sudah menyala.
.
Untuk yang ke sekian kalinya, jiwaku kembali menemukan cara
untuk lebih dekat denganNya.
Aku ingin kamu juga merasakannya. Semoga harapku dan
harapmu menjadi kita.
.
Mungkin belum sekarang, tapi jangan khawatir, jika
waktunya tiba, kita akan menatap langit yang sama di tempat yang sama pula.
Komentar
Posting Komentar