Akhir Yang Berawalan
AKHIR YANG BERAWALAN
Kudengar
akhir akhir ini dirimu tidak baik baik saja, penuh dengan pikiran yang
mengganggu, aku berharap semoga harimu semakin baik dari hari hari
sebelumnya. Aku baik baik saja kok,
tidak ada hal yang perlu kamu khawatirkan, hanya butuh sedikit istirahat.
Lewat
pesanku ini aku mau jujur denganmu, banyak hal yang ingin kusampaikan langsung,
tapi tidak ada momen yang tepat untuk itu. Kisahku sebelumnya sudah selesai,
tidak ada yang tersisa, hanya kenangan kenangan yang tidak akan mengganggu
untukku, kisahku yang lalu sudah selesai, dan tidak ada hal yang mengganggu
lagi. Perjalananku sudah kumulai, pilihanku sudah ku tetapkan, aku tahu
akhirnya tidak seperti yang kita harapkan, tapi tidak apa, semua punya harga
yang senilai. Kini aku sudah berteman dengan semesta, dia memberiku harapan
yang begitu besar, harapan yang sebelumnya tidak pernah kubayangkan.
Sebenarnya
aku tidak berpikir untuk mengakhiri kisah ini, selalu punya harapan yang besar
untuk kita, tapi tak apa , aku akhiri meskipun belum sempat kumulai. Hahahah
konyol bukan, aku kalah bahkan sebelum aku sempat berperang.
Semesta,
izinkan aku menjadi temanmu, menjelajah indahnya pesonamu, mubazir rasanya
memiliki sepasang mata nan indah tapi digunakan hanya memandang dengan sebelah
mata.
Tenang saja
, aku akan tetap mengajakmu menjelajah, cerita kita takkan berhenti sampai
disini, akan ada cerita cerita baru tanpa harapan, bukankah aku sudah pernah
bilang padamu, izinkan aku maka kita akan membuat keajaiban keajaiban lainnya,
itupun jika kau mengijinkanku.
Oh iya, aku
lupa sesuatu, lupa akan kabarnya, aku
harap kabarnya juga baik baik saja disana, titipkan salamku untuknya, maaf
telah menambah warna yang tak pernah diinginkannya.
Aku tak tau
lagi mau berkata apa untuknya, mungkin waktuku yang kurang tepat, tatapi pada
akhirnya aku tetap berharap yang terbaik untuknya dan untukmu, kuharap kalian
menerima maafku. tak ada yang lebih menenangkan dari sebuah penerimaan, karna
tak ada yang lebih menyiksa dari mempertahankan kebencian.
Demikianlah
kisaku denganmu, hanya ada doa doa yang selalu membersamaimu, bukan hanya saat
kamu kesepian. Namun, juga saat bersama seseorang meski tetap merasa sepi. Aku
pernah bilang padamu, kalau tidak salah ya, kataku begini “ penghambaan yang
paling besar dari seorang manusia adalah bersyukur dan ikhlas, mensyukuri apa
yang ada pada dirinya dan mengikhlaskan apa yang tidak ada pada dirinya”.
Tetaplah berjalan dengan penuh kasih sayang, tak perlu kamu pikirkan bagaimana aku tanpamu. Aku sudah berdamai dengan semestaku.
Hay cantik,
jaga dirimu baik baik ya, kuharap harimu semakin baik dari hari sebelumnya,
langkahmu selalu ringan dan hatimu selalu tenang. Malammu jangan terlalu larut
ya, pagimu juga jangan terlalu siang, makannya teratur jangan di gabung antara
pagi dan siang, nanti sakit tau, aku tidak bisa melihat cantikmu jikalau sedih,
sabarnya ditabung, jangan suka marah marah, cengengnya juga, gak boleh cengen
cengen, harus tetap kuat. Janjiku tatap akan menjadi janji untukmu, pintalah
jika dirimu membutuhkan sesuatu, janji yang takkan pernah kulupakan untukmu.
Cantik, aku minta maaf ya, maaf atas semua yang pernah kulalui denganmu, jangan nangis ya saat baca pesanku ini, aku tak mau lagi mendengar tangisanmu, aku tak mau lagi ada air mata yang mengalir di pipi cantikmu itu. Berjanjilah padaku jangan menangis lagi , kalau ada air mata yang mengalir di pipi cantikmu beritahu aku, akan kubuat pipi cantikmu menjadi senyum yang indah, senyum yang akan melupakan bahwa pernah ada air mata yang mengalir diatasnya.
Terima kasih
untukmu, sudah memberikan warna pada hari hariku, aku tidak tahu apakah dirimu
ditakdirkan untukku, tapi yang pasti ada seseorang yang memberiku makna untuk
belajar mengikhlaskan, belajar berhenti meskipun belum memulai. Terima kasih
untukmu, untuk hadirmu, dan aku berharap tetaplah menjadi seorang seperti yang
aku kenal sebelumnya, ceria, kuat, dan selalu suka bercerita.
23 September
2024
Komentar
Posting Komentar