Si Nona Purnama
Kenapa rembulan malam ini terlihat murung, seolah awan berusaha menutupi
kesedihannya dariku, atau mungkin dia tau aku sedang memikirkanmu wahai nona?
Kau tahu bukan, hari ini lagi dan lagi kucoba abai tentangmu, tapi kau tahu aku tak sanggup.
Nona, ingin sekali rasanya ku ungkapkan semuanya untukmu, hingga aku tak punya
alasan untuk memikirkanmu lagi.
Kau tahu nona, hari ini yang yang berkata padaku tentang hujan, dia tahu
betapa hujan membuatku senang. Membuatku mengingat semua hal yang pernah
kulalui denganmu.
Katanaya begini “tetapi sesungguhnya,bukan melupakan yang jadi masalahnya. Tetapi
menerima. Barang siapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan. Tetapi
jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan bisa melupakan”.
Kau tahu nona, kenapa rembulan malam ini terlihat murung?, dia cemburu
padamu, dia cemburu karena aku memikirkanmu, memikirkan senyummu, kenapa ada
purnama yang berkeliaran dibumi, kenapa senyummu lebih indah dibandingkannya.
Nona, ingin sekali rasanya kupinta kau selalu berjalan disampingku,
melangkah ketempat yang ingin kau tuju, tapi sayang, menatap indahnya wajahmu
pun aku tak sanggup, apalagi memintamu menggandeng tanganku disaat berjalan.
Nona, izinkan aku menerimamu, walaupun ku tahu menerimaku begitu sukar
untukmu.
Nona, izinkan aku menerimamu, agar waktu dapat menerima kita.
Komentar
Posting Komentar